Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto bersama gabungan perwakilan dari BEM-BEM seluruh Unsoed, Kamis 15 April 2010 menggelar AKSI menuntut penghapusan Biaya Operasional Pendidikan dan Pembangunan (BOPP). AKSI ini berlangsung di depan Gedung Rektorat Unsoed Purwokerto, yang diikuti oleh sekitar 100 mahasiswa. Tuntutan ini disampaikan karena semakin banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam melunasi BOPP yang berkisar Rp 5 juta – Rp 200 juta.
Mahasiswa juga menyatakan keberatan dengan adanya denda satu persen untuk setiap keterlambatan pembayaran cicilan BOPP. Kepala Bagian Pendidikan Unsoed, Wahidin, mengatakan ada sekitar 60 mahasiswa di Unsoed yang mengajukan penundaan pembayaran cicilan BOPP yang diberi waktu tenggang antara 3-6 semester, dimana penundaan itu sudah menjadi bagian dari keringanan. Denda tersebut telah ditetapkan dalam ketentuan akademik yang diberikan kepada calon mahasiswa saat mendaftarkan diri di Unsoed.
AKSI tersebut juga menuntut agar Rektor Unsoed segera diturunkan karena selama menjabat sebagai Rektor tidak dapat mewujudkan UNSOED sebagai kampus rakyat. Dibandingkan perguruan tinggi di Jateng – DIY, mahasiswa menilai BOPP di Unsoed paling mahal. Hal itu telah meninggalkan misi Unsoed yang semula sebagai kampus rakyat.
Sumber: Kompas
No comments:
Post a Comment